Optimalisasi Peran Orang Tua dan Masyarakat: Langkah Strategis FGD di Semarang

Optimalisasi Peran Orang Tua Dan Masyarakat: Langkah Strategis Fgd Di

Semarang – Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Optimalisasi Pencegahan dan Penanganan Kenakalan Remaja Dalam Menjaga Kondusifitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat” digelar di Hotel Candi View, Semarang, pada Rabu (22/01/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Ditbinmas Polda Jawa Tengah ini menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan dari berbagai instansi terkait dengan fokus pada isu strategis terkait kenakalan remaja.

FGD ini dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam rangka menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak dan remaja. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang berkarakter, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

“Kenakalan remaja yang terjadi saat ini bukan hanya tantangan bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, kami memandang perlu adanya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, untuk melakukan langkah preventif sekaligus penanganan yang tepat,” ujar Kombes Pol. Lafri Prasetyono, Dirbinmas Polda Jateng, dalam sambutannya.

FGD ini melibatkan beragam pihak, di antaranya Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, akademisi dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Semarang (USM), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), serta Ketua Dai Kamtibmas Jawa Tengah. Turut hadir perwakilan kepala sekolah, ketua OSIS, dan komunitas pelajar dari berbagai kabupaten/kota.

Dalam paparannya, Prof. Dr. Rondhijah dari UNNES menyoroti pentingnya peran orang tua sebagai pilar utama dalam pembentukan karakter remaja. Sementara itu, Dr. Uswatun Hasanah, Kepala Disdikbud Jateng, menegaskan urgensi penerapan Permendikbud No. 46 Tahun 2023 yang menjadi payung hukum dalam mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan.

Diskusi mendalam berhasil mengidentifikasi sejumlah penyebab kenakalan remaja, seperti kurangnya pengawasan orang tua, pengaruh lingkungan pergaulan, dampak media sosial, dan keterbatasan akses pendidikan. Selain itu, paparan data menunjukkan bahwa dampak kekerasan remaja meluas ke berbagai aspek, mulai dari pendidikan hingga sosial ekonomi.

Untuk itu, sejumlah rekomendasi strategis dirumuskan, di antaranya:
1. Sinergi Regulasi dan Kebijakan: Pemerintah provinsi didorong untuk segera menyusun regulasi turunan dari Permendikbud No. 46 Tahun 2023 guna memastikan implementasi yang efektif di lapangan.
2. Penguatan Program Jogo Tonggo: Pelibatan masyarakat melalui program seperti jogo tonggo dengan kolaborasi bersama kepolisian dinilai mampu memperkuat langkah preventif di tingkat akar rumput.
3. Optimalisasi Peran Lembaga Desa: Lembaga kemasyarakatan, termasuk pemerintah desa, diharapkan lebih aktif dalam memantau dan menangani kenakalan remaja.
4. Fasilitasi Kegiatan Positif: Kegiatan-kegiatan seperti kompetisi olahraga, seni budaya, dan karang taruna diusulkan untuk dioptimalkan sebagai wadah produktif bagi remaja.

Dirbinmas Polda Jateng, Kombes Pol. Lafri Prasetyono, menutup kegiatan dengan pesan bahwa upaya pencegahan kenakalan remaja memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. “Kami berharap hasil diskusi ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi bisa diimplementasikan secara nyata dalam masyarakat,” tegasnya.

Melalui FGD ini, harapannya generasi muda Jawa Tengah dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pengembangan karakter positif, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara di masa depan. (*)